Manfaatkan Tebing Menjadi Lahan
September 30, 2024HIV Tidak Mengurangi Martabat Saya Sebagai Perempuan
November 5, 2024Lansia Semangat Mengikuti Posyandu Lansia
Desa Laihau adalah desa yang berada di Kecamatan Lewa Tidahu. Desa tersebut merupakan desa yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Lewa. Desa ini menjadi “pintu masuk" ketika kita akan berkunjung di Kecamatan Lewa Tidahu.
Ada seorang kader Posyandu bayi balita yang bernama Yustina K. Moda, yang memiliki kepedulian terhadap kesehatan para lansia di Desa Laihau. Suatu hari, Ibu Yustina berbincang-bincang dengan seorang lansia tentang manfaat Posyandu lansia di desa tersebut. Di tengah-tengah perbincangan itu, seorang bapak lansia tiba-tiba bercerita juga bahwa perlu dilakukan pembentukan Posyandu lansia di desa ini. Awalnya, data keseluruhan lansia di Kambumoru ada 75 orang. Dengan kondisi lansia yang cukup banyak, maka muncul semangat Ibu Yustina dan para lansia di desa ini untuk berinisiatif membentuk Posyandu lansia. Posyandu ini diberi nama “Ceria Letis". Nama tersebut menggambarkan bahwa Lai Hau adalah pintu masuk ke Kecamatan Lewa Tidahu, sehingga masyarakat Lewa Tidahu selalu ceria dalam menyambut setiap tamu yang masuk. Dalam proses awal terbentuknya Posyandu lansia, banyak para lansia yang tidak mau bergabung untuk mengikuti pelayanan. Hal tersebut dibuktikan dengan hanya ada 35 lansia yang hadir mengikuti pelayanan posyandu. Alasan kenapa para lansia belum banyak yang berinisiatif hadir adalah karena banyak beranggapan hanya membuang waktu. Namun, seiring berjalannya waktu,banyak para lansia yang menyadari bahwa Posyandu lansia itu sangat bermanfaat, salah satunya untuk mengetahui kondisi kesehatan.
Dalam pelayanan Posyandu, Ibu Yuliana juga sering melakukan diskusi bersama kader lansia. Ibu Yuliana juga aktif dalam menemukan hal-hal apa yang perlu ditingkatkan dalam pelayanan Posyandu. Dalam diskusinya bersama kader, lansia, dan perawat desa
mereka menemukan adanya keterbatasan peralatan untuk periksa kesehatan. Maka dari itu, mereka bersepakat untuk membeli alat tes gula darah, kolesterol, dan asam urat secara swadaya. Inisiatif itu disambut sangat baik oleh para lansia. Tidak hanya sebatas disitu, untuk membangun semangat lansia untuk hadir di Posyandu, Ibu Yuliana bersama kader-kader Posyandu mengadakan kegiatan senam lansia yang dilakukan setiap hari Sabtu.
Senam lansia ini menambah semangat para lansia untuk selalu hadir setiap hari Sabtu untuk dapat senam bersama, berbagi cerita semasa muda dan berbagi canda tawa di usia lanjut. Kecerian para lansia dalam mengikuti posyandu lansia membawa semangat juga bagi ibu perawat, Rambu Kudu Hampati (pengelola Prolanis PKM Lewa Tidahu) untuk selalu melakukan pelayanan dan memimpin senam setiap Sabtu.
Dalam Posyandu lansia, pelayanan yang diberikan tidak hanya pemeriksaan kesehatan yang sudah menjadi rutinitas, namun ada juga penguatan firman Tuhan (Penelaan Alkitab atau PA) yang dilakukan setiap Sabtu pagi sebelum melakukan senam lansia. Dalam kegiatan PA, ada lansia yang beragama lain atau penghayat Marapu. Namun hal tersebut tidak membuat mereka merasa minder dengan ibadah yang dilakukan oleh teman lansia yang lain. Hal tersebut justru menambah semangat mereka dalam mengikuti Posyandu lansia dan senam. Selain itu, dalam kesepakatan bersama, hasil persembahan dalam ibadah tidak diberikan kepada gereja, namun dikembalikan kepada para lansia untuk dikelola menjadi PMT (Pemberian Makanan Tambahan) untuk lansia.
Dengan semangat, para lansia melakukan swadaya bahan-bahan herbal yang tersedia di pekarangan rumah untuk melakukan pembuatan minyak urut dan minuman herbal instan imun. UPKM/CD Bethesda YAKKUM melakukan pelatihan pengolahan obat tradisional dengan sasaran kader lansia dan para lansia (Group Ceria Letis). Ibu Yuliana mengakui bahwa di awal mengikuti Posyandu lansia, ia masih berpikir bahwa ini adalah kegiatan yang sia-sia, tetapi ketika ia udah tahu dan merasakan manfaatnya, kalau ia tidak sempat hadir, ia malah sangat merasa rugi.
“Saya harus mengikuti senam dan ibadah bersama dengan teman-teman lansia. Sebelumnya, saya menderita penyakit maag kronis hasil dari pemeriksaan di dokter praktek. Dengan adanya pelatihan pembuatan minyak urut dan intan kunyit, saya mencoba untuk konsumsi instan kunyit secara rutin dan nyeri ulu hati saya semakin berkurang. Saya berharap, mungkin bisa diadakan pelatihan lagi, sehingga minuman herbal ini bisa menjadi alternatif pengganti kopi," ujar Ibu Yuliana. (Elias Maku Eluhana)