Tak Hanya Hangat dan Menyehatkan, Ada Khasiat Ekonomi dari Minyak Urut
Juli 17, 2024WPA Menjadi Corong Upaya Pengendalian HIV dan AIDS di Desa Leosama
Juli 22, 2024Desa Likwatang
Gunakan Dana Desa
Atasi
Stunting dan Gizi Buruk
Penyaluran Dana Desa yang fiktif dan tidak tepat sasaran menjadi satu cerita tak terpisahkan sejak dicanangkan adanya Dana Desa bagi semua desa di wilayah Republik Indonesia. Selain itu, pengupayaan pemanfaatan Dana Desa yang tepat sasaran dan berdampak juga merupakan impian dari para kepala desa di Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kabupaten Alor.
Cerita sukses penggunaan dana tersebut untuk penuntasan stunting, gizi buruk, dan balita gizi kurang seperti yang terjadi di Desa Likwatang Kecamatan Alor Tengah Utara patut dicontoh oleh para kepala desa di Kabupaten Alor.
Desa Likwatang menerima Dana Desa mulai tahun 2020 sebesar Rp 800.000.000,- dan meningkat di tahun 2023 menjadi Rp 900.113.000,-. Dana tersebut tak hanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur fisik seperti Rabat jalan. Namun yang menjadi prioritas Kepala Desa Yusakh Fanmey adalah bagaimana menurunkan serta menghilangkan stunting, gizi buruk, gizi kurang yang direalisasikan sebesar Rp 143.260.000,- di tahun 2022 dan Rp 169.687.000,- di tahun 2023.
Kepala Desa Likwatang Yusakh Fanmey bercerita, prioritas untuk menurunkan kasus stunting dan gizi buruk dilakukan melalui pemanfaatan Dana Desa yang tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan di desa seperti meningkatkan kapasitas kader Posyandu agar mampu melakukan proses pelayanan di Posyandu dengan sistem 5 meja yang baik dan benar. Sasaran lainnya yaitu para nelayan agar memiliki kemampuan untuk menangkap ikan di laut yang merupakan potensi desa yang terletak di pesisir pantai tersebut.
Pelatihan yang diberikan kepada kader kesehatan adalah pelatihan sistem layanan 5 meja dan penggunaan alat antropometri yang menghadirkan Tenaga Gizi Puskesmas dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebagai narasumber. Ada juga pelatihan pasca panen berupa pengolahan pangan lokal. Pelatihan bagi nelayan berupa pelatihan pembuatan alat penangkap ikan tradisional (Bubu) dan pengadaan mesin perahu motor dan alat penangkap ikan (rompong) sebanyak 3 unit bagi kelompok nelayan.
Selain itu, dalam upaya meningkatan kinerja dari para kader kesehatan, bidan dan perawat desa, Pemerintah Desa memberikan biaya transportasi untuk para kader dan bidan desa yang melakukan pelayanan di desa serta mendukung sarana prasarana Posyandu sebesar Rp 26.000.000,-.
Setelah pelatihan dan dukungan layanan yang diberikan oleh Pemerintah Desa, sudah ada perubahan yang dilihat oleh Pemerintah Desa dan dirasakan oleh masyarakat yakni di Posyandu sistem pelayanan 5 meja sudah berjalan dengan baik. Para kader sudah memiliki inisiatif untuk pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada para balita dengan olahan bahan pangan lokal yang ada di desa serta membuat bakso ikan yang merupakan hasil tangkapan kelompok nelayan untuk dikonsumsi para balita di posyandu, serta rata- rata angka kelahiran ibu semuanya ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di fasilitas kesehatan (Puskesmas).
Meski sudah terjadi perubahan, ada banyak tantangan atau kendala yang ditemui oleh Pemerintah Desa dan juga Tenaga Kesehatan Puskesmas Mebung, Yusakh selaku Pemerintah Desa dan Sinta selaku Nakes Gizi Puskesmas. Kendala yang sering mereka temui adalah peningkatan kesehatan masyarakat di suatu wilayah masih dianggap sebagai kewajiban orang kesehatan, dalam hal ini Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Selain itu, pola asuh orang tua, dan pendapatan ekonomi masyarakat di bawa rata-rata juga masih menjadi kendala utama yang dirasakan oleh Puskesmas dan Pemerintah Desa.
Yusakh Fanmey terus mengupayakan kesehatan yang maksimal di desanya, Ia mengungkapkan langkah strategi yang akan dibuat pada tahun-tahun ke depan yaitu pembangunan sarana Posyandu. Rencana akan dibangun gedung dan fasilitas pendukung sesuai kebutuhan di Posyandu Tunas Muda 3. Pemerintah Desa juga akan melakukan peningkatan fasilitas peralatan penangkapan ikan bagi para nelayan, peningkatan kapasitas SDM kader kesehatan dan masyarakat melalui sosialisasi dan pelatihan berbasis kesehatan. Pemerintah Desa juga akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memiliki kebun sayuran keluarga di pekarangan rumah, serta upaya yang akan dibangun melalui kerjasama dengan pihak ketiga yang hadir di Desa Likwatang sebagai mitra serta meningkatkan sinergitas antara pemangku kepentingan.
(MexLilong)