Perempuan menjadi salah satu kelompok yang memiliki kerentanan cukup tinggi terhadap infeksi HIV. Kerentanan tersebut terjadi antara lain karena ketimpangan gender yang berakibat ketidakmampuan mereka dalam mengontrol perilaku seksual pasangan. Selain itu, ada juga faktor minimnya pemahaman terkait HIV dan AIDS. Maka pemberdayaan perempuan menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi kerentanan tersebut. Setiap perempuan diharapkan bisa memahami dan berperan aktif dalam upaya pencegahan HIV dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Saat ini banyak tokoh perempuan yang memiliki peran strategis dalam upaya pengendalian HIV dan AIDS. Salah satunya adalah tokoh perempuan di Kabupaten Belu. Tokoh perempuan ini banyak terlibat dalam penanganan persoalan HIV dan AIDS di kabupaten yang berbatasan dengan negara Timor Leste. Apa yang melatarbelakangi kepedulian tokoh kita ini terhadap persoalan HIV dan AIDS? Seperti apa peran dan upaya yang sudah dilakukan dalam keikutsertaannya untuk pengendalian HIV dan AIDS di Kabupaten Belu?