Reduksi Stigma dan Diskriminasi dengan Spirit Gerejawi
Februari 21, 2024Dari LFU Menjadi We Love You: Impian ODHIV Diterima dan Menerima Diri
Februari 27, 2024Kader Handal Peracik Jamu untuk Lansia
Desa Laihau merupakan desa pertama yang dijumpai dari arah Ibu Kota Kabupaten Sumba Timur ketika akan berkunjung di wilayah Kecamatan Lewa Tidahu. Desa ini memiliki wilayah yang luas yang terdiri 4 Dusun dan 1 Desa Persiapan Pemekaran.
Desa Laihau secara geografis memiliki bentang alam yang datar dan berbukit dengan hamparan sawah yang luas. Luas wilayah 7.000,50 Km2 dengan persebaran penduduknya berjumlah 1.590 jiwa terdiri dari 798 laiki-laki dan 792 perempuan.
Sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Laihau adalah petani, peternak, dan berkebun. Desa ini terdiri dari berbagai macam latar belakang suku, agama, dan adat istiadat, namun tetap terjaga kerukunan warga masyarakatnya.
Ada seorang kader yang memiliki banyak kesibukan dan tugas yang dipercayakan kepadanya. Sebagai seorang kader Lansia, dia juga memiliki tugas tambahan sebagai kader TB, dan kader penanganan stunting. Di sisi lain, dia memiliki pekerjaan utama sebagai ibu rumah tangga dan usaha menjahit di rumahnya. Semua itu bukan penghalang baginya untuk menjalankan tugas yang diembannya.
Dia adalah Mama Sarlota Rohi, kader yang tak pernah Lelah dalam melakukan pekerjaannya. Sejak menjadi seorang kader di awal sebagai kader sukarelawan sampai dengan saat ini sudah ada insentif dari Desa, komitmen Sarlota Rohi tidak berubah, dia tetap mengedepankan relawannya. Sebab jika melihat dari insentif yang diterima tidaklah seberapa dibandingkan dengan tugas pekerjaan yang diberikan.
“Saya sangan mensyukuri berkat yang sudah diberikan. Dalam hati kecil selalu berkata bahwa pelayanan itu bagian dari upah yang besar di surga. Melayani sesame manusia itu sangatlah mulia dengan talenta yang sudah diberikan,” paparnya.
Selanjutnya, mama Sarlota mendapatkan undangan dari Desa untuk mengikuti pelatihan yang diadakan UPKM/CD Bethesda YAKKUM di Aula Kecamatan Lewa Tidahu, “Saya berpikir ini pasti ada pengetahuan yang baru dalam pelatihan itu, maka saya mengikuti kegiatan itu selama tiga hari,” kenangnya.
Benarlah nyatanya, dalam pelatihan selama tiga hari itu, peserta dilatih tentang kesehatan dasar, pengolahan pangan lokal dan pembuatan obat tradisional, “untuk memperdalam ilmu yang kami dapatkan, dilakukan lagi pelatihan pangan lokal dan obat tradisional di tingkat basis,” kata Mama Sarlota.
Berdasarkan ilmu dan keterampilan yang sudah dipelajari saat mengikuti pelatihan, kemudian Mama Sarlota mempraktekannya di Desa. Dia mempraktekkan resep obat tradisional untuk penurun tekanan darah tinggi (hipertensi) kepada Lansia di Posyandu Lansia Desa Laihau, “Dengan ketersediaan tanaman obat di pekarangan rumah, saya membuat ramuan dan memberikannya kepada tiga orang Lansia, awal diketahui 3 Lansia mengalami hipertensi, bersasarkan hasil pemeriksaan pada saat pelaksanaan Posyandu Lansia, tekanan darah ketiganya cukup tinggi. Dari situlah saya mencoba untuk meracik ramuan herbal yang sudah dilatihkan dari lembaga UPKM/CD Bethesda YAKKUM tentang penurun hipertensi,” terangnya lebih lanjut.
Ramuan yang diberikan kepada 3 orang Lansia tersebut berdampak positif dimana tensi mereka menurun berdasarkan hasil pemeriksaan perawat. Kemudian Mama Sarlota memberikan ramuan kepada Lansia yang lain. Terdapat 26 orang Lansia dengan hipertensi yang telah meminum ramuan berbahaya. Hasilnya, tinggal 11 orang yang masih hipertensi. Ramuan pun diberikan dan diikuti dengan kontrol rutin untuk mengecek tensi mereka, “Sejauh ini tensi mereka sudah normal,” ungkapnya.
Lansia yang mendapatkan ramuan penurun tensi mengatakan bahwa obat herbal sangat bermanfaat menurunkan tekanan darah tinggi mereka. Mama Sarlota pun merasa senang dan puas atas pencapaian ini. Racikan ramuan herbal dapat dimanfaatkan oleh banyak orang, khususnya Lansia di Desa Laihau, “Harapan saya, ramuan herbal ini dapat dikelola dengan baik dengan menciptakan produk yang dapat dipasarkan di sekitar wilayah Sumba Timur,”*(Elias)