Menyehatkan Sesama Menggunakan Obat Tradisional
Januari 8, 2024Prioritaskan Dana Desa untuk Kesehatan
Januari 15, 2024Saling Menguatkan dan Peduli
Sejak tahun 1988, setiap tanggal 1 Desember disepakati sebagai peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS). Hal ini dilakukan dalam rangka pentingnya meningatkan komitmen dan peran negara-negara untuk pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS sekala dunia internasional. Kementrian Kesehatan Indonesia RI mentargetkan Three Zero pada tahun 2030, dimana tidak ada lagi infeksi baru, tidak ada kematian karena AIDS dan tidak ada lagi diskriminasi terhadap ODHIV (Orang dengan HIV dan AIDS).
HAS di Belu: Menebar Informasi Untuk Semua
Peringatan HAS di Kabupaten Belu pada tahun 2020 dan tahun 2021 dilakukan dalam bentuk VCT mobile serta pembagian pita, bunga dan leaflet. Kegiatan dilaksanakan di Aula Pos Lintas Batas Negara RI-Republik Demokratik Timor Leste (PLBNRI-RDTL) Motaain. Rangkaian kegitan HAS juga dilaksanakan di Desa Bakustulama yang dilaksanakan di Pasar Halilulik, di Desa Manleten terpusat di SMKK Kusuma, di Desa Tukuneno dan di Desa Lakafehan yang dilaksanakan di Pasar Lakafehan.
Kegiatan peringatan HAS di Aula PLBNRI-RDTL Motaain diikuti oleh 38 peserta, terdiri dari: Pengelola Program HIV dan AIDS Puskesmas Silawan, WPA, KDS, dan masyarakat umum.
Maria Pengelola Program HIV dan AIDS Puskesmas Silawan, menjelaskan tentang jumlah kasus HIV di Kabupaten Belu dan Desa Silawan untuk memicu peserta masyarakat umum melakukan tes agar mengetahui status HIV dan melakukan pengobatan lebih awal. “Perbandingan HIV adalah 1 : 100, artinya jika ada 1 orang yang ditemukan positif HIV maka sebenarnya ada 100 orang yang terinfeksi. Sehingga penting bagi masyarakat khususnya muda-mudi untuk waspada terhadap HIV dalam pergaulan,” tutur Maria.
Dalam diskusi, salah satu peserta menanyakan tentang upaya yang dilakukan oleh Puskesmas ketika mengetahui status HIV seseorang. Pertanyaan ini dijawab Maria dengan menceritakan alur layanan HIV di Puskesmas mulai dari tes HIV sampai akses pengobatan di RSUD Atambua serta pendampingan yang dilakukan oleh pengelola program HIV Puskesmas agar patuh ARV.
Kegiatan dilanjutkan dengan pembagian pita, bunga dan leaflet yang berisi informasi HIV oleh anggota WPA Desa Silawan. Simbol pita dan bunga yang dibagikan tersebut adalah sebagai tanda kepedulian kita terhadap ODHIV untuk tetap berjuang dan sehat, juga agar kita melindungi diri sendiri, keluarga, dan orang lain dari penyebaran penyakit HIV dan AIDS.
Peringatan HAS juga diadakan di Pasar Lakafehan Kecamatan Kakuluk Mesak dengan melibatkan WPA Desa Leosama dan Fatuketi, Puskesmas Ainiba, Puskesmas Atapupu, Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Kecamatan Kakuluk Mesak, CD Bethesda, anggoata DPRD Kabupaten Belu, serta masyarakat umum. Pada kegiatan HAS ini dilakukan pembagian leaflet, pita dan bunga kepada masyarakat. Kemudian WPA dan KDS melakukan audiensi kepada anggota DPRD Kabupaten Belu untuk memberikan dukungan kepada WPA dan memperjuangkan hak-hak ODHIV.
Peringatan HAS di pasar Halilulik Desa Bakustulama dimotori oleh 11 orang peserta yang terdiri dari: WPA, anggota KDS dan anggota Forum Pemuda Peduli Kemanusiaan (FPK). Ketua forum pemuda peduli kemanusiaan Desa Bakustulama dan anggota melakukan kampanye HIV dan AIDS serta mengajak masyarakat untuk tidak melakukan stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV.
Peringatan HAS juga diadakan di SMKK Kusuma Desa Manleten melibatkan 75 siswa kelas XI jurusan busana. Mama Ata, salah satu WPA membagi informasi dasar tentang HIV, sedangkan anggota KDS TasTim dan 3 orang WPA lainnya membagikan bunga dan leaflet, serta memasangkan pita juga memberikan pesan kepada siswa-siswi agar menjaga pergaulan sehingga tidak terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik.
Peringatan HAS tahun 2021 di Dusun Weberliku dan kantor Desa Tukuneno melibatkan 26 peserta, terdiri dari WPA, anggota KDS, masyarakat Dusun Weberliku, pejabat Desa Tukuneno dan pengelola program HIV dan AIDS Puskesmas Halilulik. Dalam kegiatan tersebut ada pembagian bunga, pita dan liefleat kepada masyarakat serta pelayanan VCT mobile dari rumah ke rumah dengan hasil pemeriksaan semua non reaktif.
Peringatan HAS di Kabupaten Belu efektif mengajak stakeholder baik Pemerintah Daerah, Puskesmas, Pemerintah Desa dan Kelurahan terlibat dalam mengkampanyekan pengurangan stigma dan diskriminasi serta penerimaan sosial yang baik kepada ODHIV. Kampanye HIV dan AIDS melalui penyebaran leaflet, pembagian bunga dan pita serta pemberian informasi HIV dan AIDS cukup efektif menggugah komunitas ojek, cleaning service dan security untuk melakukan test HIV. Kegiatan HAS juga terpublikasikan melalui media massa cetak elektronik dan online.
HAS di Kota Yogyakarta: Akhiri Ketimpangan, Akhiri AIDS dan Pandemi
Peringatan HAS di Kota Yogyakarta tahun 2020 dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2020 di Hotel Porta Yogyakarta. Karena masih dalam masa pandemi Covid-19, maka kegiatan tersebut dilaksanakan secara online dan offline. Peserta adalah perwakilan dari KDS, WPA, LSM, Pemerintah Kelurahan, Dinas Kesehatan, Dinas Kominfo dan OPD terkait.
Kegiatan dilakukan dalam bentuk bincang dan diskusi dengan tema “10 Tahun Menuju Three Zero HIV, Siapkah Yogyakarta?” Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah drg. Yudiria Amelia (Kabid P2, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta), Ismi Sulistiani, S.Sos.,MPA., (Dinas Sosial DIY), dan dr. Tri Kusumo Bawono, SE (Kepala Puskesmas Gedongtengen, Yogyakarta). Diskusi mengangkat beberapa topik yaitu situasi layanan HIV di masa pandemi covid-19, tantangan program pencegahan dan penanggulangan HIV, layanan kuratif dan inovasi edukasi.
Peringatan HAS Kota Yogyakarta Tahun 2021 dilaksanakan pada 10 Desember 2021 di Hotel Cokro Style Yogyakarta dalam bentuk nonton bareng dan diskusi dengan tema “Akhiri Ketimpangan, Akhiri AIDS, Akhiri Pandemi.” Peserta yang hadir dalam kegiatan adalah WPA Kelurahan se-kota Yogyakarta, Komunitas Peduli Pita Merah, KDS Metacom, Yayasan Kebaya, Yayasan Vesta Indonesia, PKBI, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Kominfo dan KPA DIY. Dalam acara ini juga dilakukan pemutaran film pendek berjudul “Memoles Cermin Retak,” yang menggambarkan kehidupan ODHIV dengan berbagai upaya agar diterima oleh keluarga dan orang yang dicintainya.
Direktur UPKM/CD Bethesda YAKKUM dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara HAS tahun 2021 memasuki tahun kedua dalam kondisi relatif memprihatinkan karena pandemi Covid-19, tentunya menjadi langkah awal untuk kembali peduli kepada isu HIV. Harapannya bagi pihak yang concern terhadap isu kesehatan masyarakat tetap berkomitmen dalam isu HIV, semakin ditingkatkan kepeduliannya, untuk mencapai target three zero.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta drg. Emma Rahmi Aryani, M.M., memaparkan, porsi kegiatan HIV dan AIDS saat ini dikurangi karena situasi pandemi covid-19. Dinas Kesehatan lebih fokus pada pelaksanaan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment). HIV dan AIDS memang tidak bisa diselesaikan oleh Dinas Kesehatan saja, tetapi perlu bantuan masyarakat, swasta, perguruan tinggi untuk berkolaborasi dengan semua unsur untuk mencapai Three Zero. Penghilangan stigma dan diskriminasi terus-menerus harus disuarakan. Harapannya dengan melandainya kasus Covid-19 kita bisa meningkatkan upaya penanganan HIV dan AIDS. Dengan melihat film memoles cermin retak ini kita tidak menstigma ODHIV.
Rangkaian HAS tahun 2021 juga bekerja sama dengan TV Temanggung pada 15 November 2021, dengan kegiatan dialog interaktif “Proses” (Profil Orang Sukses) menghadirkan narasumber dr. Tri Kusumo Bawono, SE., (Kepala Puskesmas Gedongtengen, Yogyakarta) dan perwakilan KDS Metacom serta Kelompok Peduli Pita Merah yang memiliki cerita kehidupan menarik dalam keterpurukan, lalu bangkit dan bermakna dalam hidupnya.
Beberapa hal menarik disampaikan dokter Tri tentang pengalamannya dalam merintis pelayanan bagi ODHIV di Puskesmas, “Ketika tahun 2007 kami merintis pelayanan ramah ODHIV, kami melihat teman-teman ODHIV ditolak dimana-mana dan mendapatkan stigma yang tidak baik dari masyarakat. Kami dilatih di Jakarta bersama Puskesmas Umbulharjo 1, kemudian membentuk klinik HIV statis dan mobile atau klinik bergerak. Kami melakukan VCT mobile di diskotik, spa plus, pijat plus kemudian tempat-tempat yang beresiko. Pada masa pandemi Covid-19 tetap melakukan pelayanan secara maksimal dengan melayani melalui pendukung sebaya yang datang ke rumah ODHIV untuk memberikan obat dan memantau kesehatan ODHIV.
Perwakilan dari KDS Metacom menceritakan proses perjalanan hidupnya menuju kualitas hidup yang lebih baik dan mandiri. Proses perjalanan hidup diawali dengan kepahitan untuk menuju kehidupan yang berkualitas dan bermanfaat, baik untuk keluarga maupun masyarakat. Dia menikah dengan suami yang sama-sama ODHIV tapi dapat melahirkan anak yang sehat tidak terinfeksi virus HIV pada tahun 2013. Cerita tersebut direspon Tri Kusumo Bawono dengan menjelaskan tentang program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA).
Kisah kehidupan menarik juga dialami oleh perwakilan Kelompok Peduli Pita Merah yang berjuang untuk kehidupan yang baik, dengan keterbukaan kepada pasangan hidupnya. Dia berjanji pada diri sendiri untuk tetap patuh minum obat sehingga virusnya sudah tidak terdeteksi. Dia juga memberikan pesan yang menggugah, “Buat teman-teman yang melakukan perilaku beresiko, tidak ada salahnya tes HIV untuk mengetahui status lebih dini”. Selanjutnya dr Tri Kusumo Bawono menjelaskan tentang perilaku beresiko , antara lain berganti-ganti pasangan tanpa memakai pengaman (kondom) dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril secara bergantian. Kedua cerita ini membuktikan bahwa ODHIV tetap bisa hidup sehat, berdaya dan berkualitas.*(Heri Ahmadi).